Sabtu, 02 April 2011

Senin, 28 Februari 2011

KETIKA CINTA DITOLAK

:) Senyum untuk hari yang cerah…
Walaupun tak secerah sebuah hati yang jika ditolak
Saya sedang mood saya menuliskan theme ini, mungkin influence dari beberapa kejadian yang pernah terjadi di sekelilingku apamalah diriku sendiri, hm jujur hehe…

Kebetulan, kadang-kadang saja ada seseorang salah alamat po yah, yang katakanlah berniat baik untuk mendekat, apapun niatnya saya katakan di sini “baik”, tidak perlu menyebut iseng, pengisi waktu luang, nyari hiburan, lebih positive thinking sajalah. Mau mengenal namaku saja saya sudah bersyukur, apalagi ada salam kenal, beberapa email dan sms dan sedikit gejala suka yang datang, ehemmm gede rasalah aku huikkk….
Tapi apalah dikata.. jika hatiku harus berkata TIDAK, dan apalah daya saat hatiku bilang IYA ke orang lainnya eh ditolak juga…. Adil kan….. akuuuur sob…. :D.

Oh cinta… bagiku yang kuakui telat untuk mengerti walaupun sampai saat ini juga gak dong, belum ngeh juga. Katanya sih baru benar-benar mengerti jika sudah terasa sakitnya. Dengerin saja lagunya berikut… nah kan….

Baru aku tahu sakit itu apa, setelah kau bukan milikku
Baru aku tau cinta itu apa, setelah kau hapus cintaku
(Indah Pratiwi)


Aku secara pribadi tidak begitu suka memendam masalah terlalu lama, mengendapkan debu sehingga mengerat, mengeraskan tetesan air menjadi es. Jika sesuatu hal terjadi, apa yang harus ditunggu lagi? Sampaikan jika diperlukan dan dapat membantu, terangkan jika harus dijelaskan dengan detail, tanyakan jika membutuhkan informasi dan konfirmasi, tanpa ditanya terlebih dulu juga keterbukaan bisa dimulai untuk mengungkapkan kejujuran jika itu bisa mencegah sebuah kesedihan menjadi lebih mengharukan. Tentu saja, beckground niat yang baik, kesabaran, kerelaaan, keridhoan tetap diutamakan.

Matahari tidak menunggu apapun jika sudah saatnya terbit. (Wea)

Begitupun dengan cinta. Jika aku tidak bisa memenuhi sebuah harapannya menjadi kenyataan untuk apa berpura-pura bisa menerima pendekatannya. Jika tidak, cepatlah katakan tidak, tidak ada alasan untuk ditahan-tahan untuk berkata tidak jika memang hanya menjadikannya membuang waktu dirinya untuk bisa menemukan kesempatan yang lebih baik tanpa bersamaku. Dalam hal ini, aku merasa menjadi penghalang jika aku terus menghormati kebaikannya dengan merespon balik untuk menerima perhatiannya. Jadi menganjurkannya untuk menghapusku tentu akan lebih baik baginya agar cepat berusaha dan bersemangat kembali menemukan hatinya bersama yang lain.

Waktu detik demi detik akan berlalu, dan waktu sungguh tidak bisa tergantikan untuk berbalik lagi, berikanlah belas kasihan dan bantulah dirinya dengan tidak membiarkannya menunggu terlalu lama, menanti jawaban yang mengecewakannya, aaahhh detik-detik memikirkan sepanjang waktu orang yang disayanginya, mengkhawatirkan setiap langkahnya, setia dalam setiap desah nafasnya, ternyata apa yang dirasakannya tidaklah sama dengan hati yang dicintainya.

Di seberang lain, “who cares?”, tidak ada kepedulian bahwa perhatian yang masuk padanya, pesan-pesan sms, miscall, dan inbox emailnya adalah kerinduan akan cintanya, tapi sama sekali sungguh tidak berperasaan dengan membiarkan pesan-pesan itu semakin menumpuk dan denyut nadi seseorang yang kurang tidur karena mengkhawatirkannya menjadi semakin lemah. Mengapa tidak segera me-reply, bahwa hatinya tidaklah sama, katakanlah segera TIDAK dengan tegas dan lugas. Berikanlah kesempatan hidup orang lain dengan tidak membuang waktunya untuk kesempatan yang hanya asap belaka.

Diam dan sembunyi terkadang memang diperlukan, apalagi jika untuk meredam suasana amarah, menghindari masalah menjadi lebih membesar, meredakan panas bara api untuk menjadi padam, atau sebagai pengganti kata TIDAK yang kadang sulit untuk dikatakan.
Menolak seseorang dengan sebuah kediaman dengan harapan lama-lama akan dimengerti bahwa tidak ada response dan reply berarti itu artinya tidak suka. Dengan kata lain, “Jangan ganggu lagi ya….anda DITOLAK”. Begitulah bahasa isyaratnya.

Dalam beberapa hal mungkin kediaman tersebut ada benarnya. Apalagi kejujuran terkadang menyakitkan, apalagi kejujuran bahwa sebuah cinta adalah bertepuk sebelah tangan… hukk hukkk :((. Tapi aku sendiri jikalah ada kesmepatan untuk ditolak, aku memilih untuk ditolak duluan dengan kata-kata yang jelas. Aku terlalu bodoh untuk bahasa-bahasa isyarat. Aku sudah terlalu terbiasa untuk mengerti bahasa kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, tapi aku sungguh tidak paham primbon, huruf morse, kata sandi Yunani, tolonglah… TIDAK, katakan saja itu, dan aku akan cukup mengerti untuk mundur teratur dan tidak perlu membiarkanku mempermalukan diriku sendiri untuk berlama-lama melakukan pendekatan dengan kata-kata puitis yang konyol yang dianggapnya pesan yang tidak jelas.

Silence is deathly killer. Itulah yang kurasakan. Terasa kejam jika seandainya aku didiamkan, sementara aku bertanya-tanya tanpa tau jawaban, hello what is going on, sementara aku sulit untuk memejamkan mata dan selalu mengkhawatirkannya apakah dia baik-baik saja. Membiarkanku detik demi detik dalam lamunan bayangannya yang menghilang tanpa kabar berita, tentu saja aku mencemaskannya, sebagai apapun diriku tidak mengapa, karena aku sudah terlanjur mengenalnya. Aku tidak perduli dan tidak mau muluk-muluk dengan cita-cita bahwa dialah mimpi hatiku yang menjadi nyata, karena dianggap sekedar teman dan mungkin bahkan dianggap tidak dikenal pun tak mengapa asalkan jelas keberadaan dan kabar baiknya, aku sudah lega rasanya.

Jika pesan-pesanku padanya bahwa aku menunggu kabarnya dianggap tidak jelas, bukankah bisa disampaikan padaku, di bagian mana yang tidak jelas untuk ditanyakan dan dengan senang hati akan kuuraikan untuk diutarakan. Jika memang perhatianku dianggapnya gangguan, bukankah bisa disampaikan dengan terus terang bahwa semuanya cukup sampai di sini saja, tidak lebih, karena mungkin aku tidak sesuai dengan kelas atau type atau apalah sesuai yang diinginkannya. Tapi membiarkanku bingung dan heran tapi dicuekin dan didiamkan, seakan-akan malah tidak mengenalku sama sekali, “kasian deh gue”… hehehe.. salahku apa ya padanya ? Apa mungkin jatuh cinta dianggap musibah baginya? Aduuuhhh mas ^_^ terima kasih deh.

Siapapun seseorang itu adalah doa. Banyak teman dan rekan, banyak silaturahim, Insya Allah, semakin banyak doa kebaikan menyertai kita. Jika kita membuat seseorang merasa tidak nyaman terlebih karena didiamkan dengan ketidakjelasan, tentu akan salah persepsi bahwa kediaman itu adalah kesombongan, sikap menyepelekan, dan membuat tambah rendah diri yang bersangkutan. Buat apa sebuah keangkuhan dipiara? Astaghfirullah…

“I should know from the start.”
Itu adalah kalimat penyesalan di akhir sebuah cerita. Dan aku tidak begitu menyukai kalimat itu. Start adalah awal untuk memulai sesuatu, untuk bergerak mendapatkan pelajaran, untuk berlari mengejar impian menjadi kenyatan. Jika pada garis Finish mungkin gagal, well, hidup di dunia memang sekali, tapi kesempatan untuk berusaha tidak sekali tok. Ada beberapa kali dan bahkan banyak kesempatan asal ada ikhtiarnya, ada usaha dan doa menyertainya.

Maka itu, kata TIDAK yang lebih cepat seperti yang saya tulis di depan akan memberikan kesempatan start untuk kesempatan lain yang lebih segera, dibandingkan mengundur-undur waktu yang kian lama kian menyempit dan menghimpit. Dalam hal ini, karena sebuah kesetiaan juga dipertaruhkan. Saya menggaris bawahi topic di sini dengan sebuah cinta untuk sebuah hati dalam satu waktu. Karena saya lebih tidak mengerti untuk sebuah hati yang bisa berbagi, yang bisa bilang kuch-kuch hotahai, padahal sudah ada yang syah tapi nyari tambahan selirnya. Yang ketika hilang satu tak terasa apa-apa karena tetep ada antrian 3 yang menanti kunjungannya. Tuuiinnngg, malah membuatku jadi pening dan pusying… alamak….

Bayangkan jika selama setahun bahkan mungkin bertahun-tahun hanya setia mengharapkan sebuah cinta dalam bayangan, karena tidak ada keterbukaan untuk mengungkapkan kejujuran, tidak ada penjelasan untuk menyadarkannya bahwa perasaanya berbeda dengan orang yang dinantikannya, yang akhirnya bukan menjadi miliknya tanpa kasih sayang berbalas padanya? Di akhir cerita, mungkin ada cletukan, “makan itu setia”, karena kesetiaan itu telah membuatnya membuang waktu yang lama menjadikannya tidak berdaya dan berputus asa. Save the faith, please… jangan biarkan luntur, hancur lebur, karena kata TIDAK yang terlambat untuk terucap.

Apa sulitnya menerima kata, “TIDAK”, jadi apa susahnya mengatakannya?
Jika penolakan terjadi toh itu bukan akhir segalanya. Suatu saat itu akan jadi awal yang baik untuk memulai dengan sesuatu yang lebih baik, niat yang lebih bersih, dan ibadah yang lebih khusuk tentunya.

Lebih cepat lebih baik sebuah penolakan dikatakan, jika memang pada suatu titik tidak bisa menerima. Mungkin sementara akan sedikit menyakitkan baginya, mungkin juga ada kekesalan dan kemarahan di sana, tapi kupikir itu akan lebih baik dibandingkan membiarkannya terperosok dalam lembah harapan yang lebih dalam yang kemudian sirna dengan sia-sia.

Kebahagiaan hanya bisa datang jika hati tenang dan damai.
Dan satu hal, orang yang mungkin menolakku, atau mungkin pernah menolak anda, mungkin melihat satu celah kekurangan kita dan dia tidak bisa menerimanya, lalu buat apa mengharapkan seseorang yang hanya mau menerima kelebihan kita? Dia bukan satu-satunya faktor yang mampu memberikan kebahagiaan yang kita inginkan. Banyak faktor yang jika dipilah satu-per-satu, Subhanallah, seharusnya syukur dan sujud menjadi lebih diutamakan. Bahwa kita tidaklah menjadi orang yang ketergantuangan terhadap seseorang apalagi orang yang telah menolak keberadaan kita. Nafas yang menderu, langkah kita yang berpacu, dan semua titipan pada diri kita datang dan suatu saat akan kembali pada Allah SWT demikian juga dengan dirinya. Silahkan, ambil air wudhu, sholat 1/3 malam… dan carilah jawaban…. Dalam sebuah ketenangan dan kedamaian.

Ketika cinta ditolak…….
Bukanlah dukun yang bertindak, emang mau melahirkan manggil dukun bayi segala.
Tapi doa dan ikhtiar lah yang beraksi kemudian. Mungkin kesempatan di depan dianggap tidaklah sebaik cinta sebelumnya, tidak sehebat mungkin perhatian yang pernah didapatkannya, tapi apapun yang lalu…

Yang telah berlalu, itu adalah di belakang punggungmu, yang di depan adalah jalan yang bisa dituju langkahmu, buat apa mempersulit diri dengan jalan mundur ke belakang, tentu akan lebih mudah untuk berjalan bahkan berlari ke arah depan.” (Wea)

So…. Ketika cinta ditolak,
Please welcome to Weadiary ;)
Di sinilah anda menemukan kisahnya…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar